SMAIT Al Haraki memfokuskan program pendidikan agama Islam dengan menggelar kegiatan Tahfizh Camp, yaitu kegiatan bermukim selama tiga hari untuk mempelajarri Al-Qur’an secara lebih mendalam. Sesuai dengan namanya, kegiatan Tahfizh Camp merupakan sarana melatih siswa menghafal Al-Qur’an. Siswa SMAIT Al Haraki diharapkan mampu menuntaskan target hafalannya sejak awal tahun pelajaran yaitu 1 juz, Surat Al-Baqarah ayat 1 – 141.
Kegiatan Tahfizh Camp ini berlangsung selama tiga hari dari tanggal 21 – 23 November 2023. Kegiatan ini merupakan kegiatan Tahfizh Camp perdana yang dilakukan SMAIT Al Haraki dan wajib diikuti oleh seluruh siswa level 10. Jika pada hari pertama, selain mempelajari cara menghafal Al-Qur’an, siswa juga mendapat materi keislaman yaitu nasihat tentang Al-Qur’an sebagai kompas kehidupan remaja, maka pada hari kedua, siswa diajak bermuhasabah melalui Al-Qur’an.
Siswa menyelami nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai sarana bermuhasabah atau mengevaluasi diri. Ayat-ayat pilihan dijadikan rujukan untuk introspeksi diri sehingga siswa bisa mengenal dirinya lebih jauh, dan mampu mengendalikan emosi serta pikiran-pikiran yang mungkin selama ini membuat mereka tidak tenang.
Berikut adalah materi tentang muhasabah yang menjadi fokus pembinaan siswa di hari kedua Tahfizh Camp yang bertempat di Akbar Educamp, Cigombong, Sukabumi.
Memahami Diri Melalui Al-Qur’an: Menjelajahi Kedalaman Muhasabah
Muhasabah atau introspeksi diri adalah suatu proses pengendalian diri yang melibatkan evaluasi terhadap perilaku, tindakan, dan pemikiran seseorang. Salah satu aspek muhasabah yang sangat penting adalah hubungan dengan Allah dan bagaimana seseorang menjalani kehidupannya sesuai dengan ajaran agama. Dalam konteks ini, Al-Qur’an dianggap sebagai sahabat terbaik yang dapat membimbing manusia dalam menjalani kehidupan ini.
Al-Qur’an, kitab suci umat Islam, dianggap sebagai petunjuk hidup yang sempurna. Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan pedoman hidup yang seimbang. Dengan merenungkan isi Al-Qur’an, seseorang dapat memperoleh wawasan mendalam tentang makna hidup dan tujuan eksistensi manusia.
Pertama-tama, Al-Qur’an adalah sumber kebijaksanaan yang tak terbatas. Di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk hidup yang relevan untuk segala zaman dan tempat. Ayat-ayat Al-Qur’an memberikan pandangan holistik terhadap kehidupan manusia, termasuk hubungan sosial, kesehatan mental, dan spiritualitas. Dengan merenungi ayat-ayat ini, seseorang dapat mendapatkan petunjuk untuk mengatasi berbagai tantangan dan rintangan dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, Al-Qur’an adalah teman setia dalam kesendirian. Dalam kehidupan yang penuh dengan kebisingan dan hiruk-pikuk, seringkali manusia merasa kesepian. Al-Qur’an hadir sebagai sumber ketenangan dan kebijaksanaan. Dalam kesendirian, seseorang dapat merenungi ayat-ayat Al-Qur’an untuk mendapatkan kedamaian batin dan ketenangan jiwa. Al-Qur’an mengajarkan bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya yang beriman, sehingga tidak ada yang perlu ditakuti dalam kesepian.
Ketiga, Al-Qur’an adalah panduan hidup yang dapat dipercaya. Dalam menghadapi keputusan-keputusan besar atau kecil dalam hidup, manusia seringkali bingung mencari arah yang benar. Al-Qur’an memberikan pedoman yang jelas dan tegas tentang bagaimana menjalani kehidupan dengan benar. Dengan merujuk pada ajaran Al-Qur’an, seseorang dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, sehingga hidupnya menjadi lebih bermakna dan sesuai dengan tujuan agama.
Keempat, Al-Qur’an adalah penyembuh bagi hati yang terluka. Dalam kehidupan ini, setiap orang pasti mengalami cobaan dan kesulitan. Al-Qur’an tidak hanya memberikan petunjuk dalam situasi-situasi sulit, tetapi juga mengandung ayat-ayat penyembuh bagi hati yang terluka. Dengan merenungkan ayat-ayat yang penuh kasih sayang dan penghiburan, seseorang dapat menemukan kekuatan dan ketabahan untuk mengatasi ujian hidup.
Dalam muhasabah diri, penting untuk merenungkan bagaimana Al-Qur’an menjadi sahabat terbaik dalam perjalanan hidup. Dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama, seseorang dapat menemukan arah yang benar, mendapatkan ketenangan dalam kesendirian, mengambil keputusan yang tepat, dan menemukan penyembuh bagi hati yang terluka. Al-Qur’an bukan hanya sebuah kitab suci, tetapi juga sahabat setia yang selalu siap membimbing dan mendukung dalam setiap langkah kehidupan.
Menutup kegiatan Tahfizh Camp di hari kedua, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas menyampaikan, “Besar harapan kami, melalui kegiatan Tahfizh Camp ini, siswa tidak hanya bertambah kecintaan terhadap Al-Qur’an, namun juga mampu mencintai diri mereka sendiri dan pandai bermuhasabah demi menjadi pribadi yang senantiasa belajar untuk lebih baik setiap waktunya.”