Cerpen Terbaik Bulan Bahasa 2022 – “Sebuah Pertunjukkan”

Cerpen Terbaik Ketiga Bulan Bahasa 2022

Cerita Pendek (cerpen) berjudul Sebuah Pertunjukkan merupakan cerpen terbaik ketiga lomba penulisan cerpen pada acara peringatan Bulan Bahasa 2022. Cerpen ini ditulis oleh siswi SMAIT Al Haraki, Azzahra Dasha dari kelas 10 IPS Ibnu Al Kindi.


Sebuah Pertunjukkan

oleh Azzahra Dasha

Pandai bergaul dan selalu ceria, itulah watak Chiara, seorang anak dari Indonesia yang dibesarkan di Amerika Serikat sejak ia baru berusia 8 bulan. Ketika itu, ayahnya mempunyai sebuah pekerjaan di negara tersebut. Jadi, beliau dan keluarganya pindah kesana. Dan tak terasa, sekarang Chiara sudah berumur 10 tahun.

“Chiara, ayo bangun! Sudah jam berapa ini?”, teriak ibu Chiara yang berusaha untuk membangunkan anak tersebut dari tidurnya yang nyenyak. “Iya ma, iya…sebentar lagi bangun…” , Jawab Chiara dengan dirinya yang masih lemas dan dengan matanya yang masih berat. Ketika ia melihat jam dinding yang ada di meja kecil dekat tempat tidurnya, Chiara langsung bergegas melompat dari tempat tidurnya itu dan langsung bersiap dengan terburu-buru, karena dirinya yang hampir terlambat.

Tak lama kemudian sebelum Chiara sempat menyantap sarapannya, bus sekolahnya telah tiba di depan rumah Chiara untuk menjemputnya. Akhirnya, Chiara langsung berpamitan dengan kedua orang tuanya dan membawa roti panggangnya ke dalam bus sekolah agar dapat ia makan di sana.

Chiara dan teman-temannya pun akhirnya sampai juga disekolah. “Hey Chiara, ayo sini!”, sapa salah satu teman dekatnya, Rayne yang sedang berkumpul dengan teman-temannya yang lain. Chiara langsung mendekati dan menyapa mereka juga.

Bel sekolah pun berbunyi. “Semua siswa, harap menuju ke aula sekolah. Ada pengumuman untuk kalian semua yang harus kalian dengar” , perintah seorang guru melalui speaker. Semua siswa, termasuk Chiara dan teman-temannya pun langsung menuju ke aula.

Ketika para siswa sudah tiba di aula, Ms. Harson, seorang guru, naik ke atas panggung. Beliau akan mengumumkan sesuatu. “Selamat pagi anak-anak!”, ucap Ms. Harson penuh gembira. “ Pagi Ms. Harson!”, Jawab anak-anak penuh semangat.

“Baik anak-anak, 2 minggu lagi, kita akan mengadakan acara pentas bulanan!”, Jelas Ms. Harson. Kemudian, Ia menerangkan bahwa di pentas tersebut, semua siswa akan menampilkan bakat mereka dengan bebas. Dan pemenangnya akan mendapatkan hadiah yang menarik. Mendengar tentang hal tersebut, Chiara langsung berpikir keras tentang apa yang akan ia tampilkan. Pikiran pertamanya adalah bahwa ia akan mennyanyikan sebuah lagu.

Beberapa saat kemudian, waktu pulang pun tiba. Chiara dan kawan-kawannya keluar dari sekolah sambal berbincang tentang apa yang akan mereka pentaskan. “Hmm, sepertinya aku akan bermain biola nanti, kalian mau menampilkan apa?”, tanya Rayne. “Aku akan melakukan akrobat saja!”, jawab Allie. Sementara Chiara masih bingung akan menampilkan apa, jadi ia hanya menjawab, “Aku belum tahu, tapi sepertinya aku akan menyanyi!”

Tak lama kemudian, Chiara sampai di rumahnya. Ia memberitahukan kedua orang tuanya tentang pentas bulanan di sekolahnya. Ia juga memberitahu mereka bahwa ia masih bingung soal apa yang akan ia pentaskan.

“Chiara, Ibu boleh saran tidak, untuk pentasmu?”, Tanya sang Ibu. Chiara pun mengangguk. “Jadi gini Chiara, gimana kalo kamu nampilin tarian tradisional dari Indonesia?”, Jawab Ibu. Chiara pun kebingungan. “Kamu kan beberapa bulan yang lalu, pas pulang kampung ke Indonesia, kamu ikut sanggar tari, kan? Kamu udah jago banget waktu itu pas nari Jaipong!”, Jawab Ibu yang mencoba meyakinkan Chiara untuk menampilkan tarian Jaipong.

“Mamah, aku mau banget sih…aku juga suka nari tradisional, tapi…nanti aku sendiri yang pentasnya berbau tradisional Indonesia, yang lainnya lebih modern…” , Jawab Chiara yang khawatir jika orang-orang merasa aneh dengan pentas yang ia bawakan. “Ya sudah, terserah kamu Chiara, yang penting kamu seneng ngelakuin apa yang kamu mau”, Jawab Ibu sembari membuka laptopnya untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Chiara pun menuju ke kamar. Dia masih bingung apa yang akan ia tampilkan. Akhirnya, ia memutuskan untuk menyanyikan sebuah lagu. Ia terus berlatih, namun ia tidak terlalu menikmati hal tersebut. Menurutnya pun, suaranya juga tidak cocok untuk bernyanyi.

Kemudian, ia memutuskan untuk melakukan tarian modern. Ia membuka internet untuk melihat video tarian modern yang dapat ia gunakan untuk referensi. Namun, sama saja, ia tidak mahir dalam melakukannya dan tidak terlalu menikmati melakukan tarian tersebut. Sudah berapa banyak hal yang ia coba untuk penampilannya di pentas bulanan, namun tidak ada yang ia senangi dan mahir dalam melakukannya.

Waktu makan malam telah tiba, Ibu memanggil Chiara dan kakak laki-lakinya untuk makan malam. “Mamah, gimana ya, biar aku bisa yakin buat nampilin tari Jaipong aja?”, tanya Chiara kepada Ibunya yang sedang menuangkan jus jeruk ke sebuah gelas. “Ayo nak, pede aja, budaya Indonesia tuh indah tau…kamu harus bangga!”, jawab sang Ibu dengan semangat. Untuk menambahkan keyakinan Chiara, kakaknya pun bercerita tentang pengalamannya yang dulu pernah menyanyikan lagu “Manuk Dadali” sambil memakai baju batik Indonesia di pentas bulanannya. 

“Woy, Chia, kakak dulu pernah lho, di pentas bulanan nyanyi Manuk Dadali sambil pake baju batik. Bayangin, waktu itu yang nonton orang-orang yang mungkin masih asing dengan budaya kita. Tapi, tebak apa? Maaf ya bukannya mau sombong, tapi, kakak menang juara 2!”, Cerita kakanya dengan rasa bangga.

Setelah mendengar perkataan dari sang Ibu dan kakak, Chiara terus berpikir. Kemudian, ia teringat kata ayahnya, “Lakukanlah apapun yang kamu sukai. Yang membuat mu bangga. Jangan pedulikan pikiran orang lain” . Chiara pun juga menyadari bahwa, tanah airnya, Indonesia mempunyai budaya yang Indah. Dia pun mulai merasa bangga dengan budayanya, dan akhirnya ia sepakat bahwa yang akan ia tampilkan di pentas bulanan adalah tari Jaipong.

Lebih dari seminggu Chiara berlatih dengan keras. Ibunya juga ikut membantu melatih Chiara untuk melakukan tarian tersebut agar hasilnya maksimal. Ia berlatih, berlatih, berlatih, sampai pada akhirnya, ia merasa mantap dengan persiapannya.

Hari pentas bulanan pun tiba. Chiara berangkat ke sekolahnya sambil membawa baju tradisional yang akan ia pakai saat pementasannya. Tiba-tiba, Rayne dan Allie datang menyapanya. “Yoo, Chiara, apa yang akan kamu pentaskan hari ini?. Tanya Allie. Chiara menjawab dengan sedikit gugup, “Ehh…sebuah tarian tradisional dari negaraku…” . Mendengar hal tersebut, Allie dan Rayne pun malah merasa senang dan kelihatan tertarik menyaksikan pementasannya.

“Baik pemirsa, sekarang, waktunya untuk menyaksikan peserta terakhir! Mari kita sambut, Chiara Purwanti dari kelas 4B!”, Ucap seorang panitia dengan suaranya yang keras. Ruangan pun dipenuhi dengan tepukan tangan.

Chiara naik ke panggung. Sudah dipakai olehnya kostum untuk tari Jaipongnya. Musik iringannya pun dimulai dari sebuah speaker yang telah tersedia. Chiara pun mulai menari.

Sampailah akhir pentasnya. Tak disangka, ternyata semjua orang terlihat senang dengan pentasnya.

Dan pada akhirnya, Chiara tersadar bahwa budaya Indonesia merupakan budaya yang Indah. Mulai saat itu, ia menjadi lebih bangga dengan budayanya sendiri.


Selesai.


Terima kasih sudah membaca cerpen terbaik Bulan Bahasa 2022 dari karya Azzahra Dasha. Hasil karya siswa lainnya bisa dilihat di sini: Hasil Karya Siswa. Sementara hasil karya guru bisa dilihat di sini: Hasil Karya Guru. Silakan berlangganan di kanal Youtube SIT Al Haraki.