Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah
Menjadi orang berilmu adalah cita-cita mulia. Dan sudah menjadi sunatullah di dunia ini, tak ada satupun cita-cita mulia kecuali harus diraih dengan kesabaran. Oleh karenanya, hanya ada satu solusi agar seorang dapat istiqomah menggapai cita-cita mulia, yaitu mensabarkan diri untuk terus berjuang.
Di dalam Al-Quran
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (QS. Ali Imran : 200)
Ini menunjukkan pentingnya sabar, dan kita diperintah sabar, sampai bertemu Allah. Karena memperjuangkan agar iman ini semakin dan semakin sempurna; diantara yang paling penting berjuang melalui ilmu, adalah perjuangan sampai akhir hayat. Ini juga bukti bahwa sabar itu tidak ada batasnya. Karena pahalanya pun tak terbatas.
Allah mengajak kita untuk bersabar dalam menyampaikan ilmu/mengajar,
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya.
(QS. Al-Kahfi : 28)
Saat belajar perlu sabar, karena menghafal ilmu harus sabar, memahami ilmu dan konsisten hadir di majelis/kelas, juga butuh sabar.
Saat mengajar juga perlu sabar, karena untuk betah duduk menyampaikan ilmu kepada siswa/masyarakat, perlu sabar, memahamkan mereka, perlu sabar, saat menjumpai kekurangan siswa, keunikan siswa, juga harus bersabar.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya,”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr).
Pada akhir tafsir surat Al ‘Ashr ini dapat disimpulkan: ”Maka dengan ilmu dan amal, manusia dapat menyempurnakan dirinya sendiri. Sedangkan dengan dakwah/menyampaikan ilmu dan sabar, manusia dapat menyempurnakan orang lain.
Dan dengan menyempurnakan keempat-empatnya, manusia dapat selamat dari kerugian dan mendapatkan keuntungan yang besar”
Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk menyempurnakan keempat hal ini sehingga kita dapat memperoleh keuntungan yang besar di dunia ini, dan lebih-lebih di akhirat kelak. Aamiin.