Teacher Meeting – By Istiana Mawarni

Pada Teacher Meeting 8 Maret 2022, Ibu Istiana Mawarni membawakan tausiyah berjudul Biografi Abdurrahman bin Auf.

Pria yang lahir 10 tahun setelah Tahun Gajah itu termasuk orang pertama yang memercayai Nabi Muhammad lalu masuk Islam.  Abdurrahman pernah mengeluarkan 200 uqiyah emas (1 uqiyah setara 31,7475 gram) demi memenuhi kebutuhan logistik selama Perang Tabuk. Saat Nabi Muhammad menyeru kepada umat Islam untuk berinfak di jalan Allah, Abdurrahman pun tanpa pikir panjang langsung menyumbangkan separuh hartanya.

Ketika para sahabat hijrah ke Madinah atas perintah Rasulullah, kaum Anshar rela berbagi harta kekayaan mereka dengan para Muhajirin. Akan tetapi, saat itu Abdurrahman menolak harta dari sahabat Anshar, ia justru bertanya lokasi pasar. “Tolong tunjukkan padaku di mana arah pasar?” katanya.

 Konon, Abdurrahman memiliki tangan emas, sebab semua bisnis atau perdagangan yang dikelolanya pasti berhasil. Walau demikian, Abdurrahman tidak hanya berdakwah lewat harta. Ia juga berpartisipasi dalam beragam peperangan, mulai Perang Uhud hingga Perang Badar.

Dia mendapatkan 21 luka pada Perang uhud. Ada luka yang menyebabkan kakinya pincang serta dua gigi serinya tanggal. Kontribusinya dalam menegakkan agama Allah memang amat total. Maka, tak heran bila namanya menjadi salah satu dari 10 orang yang dijanjikan surga.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda, “Sepuluh orang di surga: Abu Bakar di surga, Umar di surga, Ali, Uts man, Az Zubair, Thalhah, Abdurrahman bin Auf, Abu Ubaydah bin Al Jaraah, dan Sa’ad bin Abi Waqqash.” Lalu, para sahabat bertanya, “Demi Allah, siapakah yang kesepuluh?” Rasulullah menjawab, “Abu Al A’war di surga.”

Ketika akan wafat, Abdurrahman menangis. Tangisannya bukan karena takut menghadapi kematian, melainkan karena ia wafat dalam keadaan kaya harta. “Sesungguhnya, Mush’ab bin Umair lebih baik dariku. Ia meninggal di masa Rasulullah dan ia tidak memiliki apa pun untuk dikafani.

Abdurrahman Bin Auf wafat di Madinah pada 31 Hijriyah, ada pula yang mengatakan pada 32 Hijriyah. Ketika itu, usianya 75 tahun, tapi ada juga yang menyebutkan 72 tahun. Pada riwayat lain disebutkan 78 tahun.

Semoga kisah Abdurrahman bin Auf bisa menjadi pengingat kita untuk selalu ringan tangan dengan memberi, bersedekah, berinfak di jalan Allah. Aamiin yaa rabbal alamiin.